Kedubes AS Peringatkan Potensi Teror di Rusia dan Perbatasan Ukraina

By Abdi Satria


nusakini.com-Moskow-Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Moskow memperingatkan warga negara Paman Sam itu akan potensi teror di ruang-ruang publik di Rusia, termasuk di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.

"Berdasarkan sumber-sumber media, ada sejumlah ancaman di pusat perbelanjaan, stasiun metro dan kereta api, serta tempat publik berkumpul di wilayah urban," demikian pernyataan Kedubes AS di Moskow itu seperti dikutip dari AFP.

Dalam peringatan yang sama, Kedubes AS juga mewanti-wanti tingginya risiko teror di Moskow dan Saint Petersburg.

Namun, dalam pernyataan itu tak ada penjelasan lebih spesifik mengenai asal muasal teror tersebut. Dia hanya mengatakan itu buah meningkatnya tensi di perbatasan Rusia dan Ukraina.

Atas dasar itu Kedubes AS pun memperingatkan warganya di Rusia untuk menghindari kerumunan, dan mengikuti rencana evakuasi yang diasistensi pemerintahan Negara Paman Sam itu.

Di satu sisi, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkritisi peringatan tersebut, dan mempertanyakan langkah perwakilan AS, "Apa yang ingin dituju dengan melakukan ini?"

Diketahui Rusia kini sedang berseberangan dengan AS yang menjadi penggawa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terkait situasi di Ukraina. Sejauh ini NATO mengklaim Rusia bakal menginvasi Ukraina, namun yang dituduh menyatakan sebaliknya.

Di dalam negara Ukraina sendiri, di wilayah perbatasan Rusia, eskalasi sedang meningkat seiring aktivitas kelompok milis yang diklaim disokong Negara Beruang Merah. Ukraina diketahui telah berurusan dengan kelompok milisi yang 'disokong' Rusia sejak 2014 silam, terutama setelah ada pencaplokan Semenanjung Krimea.

Terbaru, pada Senin dini hari, seperti dilansir Reuters, ada ledakan terdengar lagi di kota Donetsk yang menjadi 'garis depan' kelompok milisi versus pasukan Ukraina.

Sementara itu, perkembangan terbaru perusahaan satelit AS, Maxar, merilis citra yang menampilkan kondisi terbaru penempatan armada dan pasukan Rusia di perbatsan dengan Ukraina.

"Kegiatan baru ini merupakan perubahan dalam pola penyebaran kelompok tempur (tank, pengangkut personel lapis baja, artileri dan peralatan pendukung) yang diamati sebelumnya," demikian pernyataan Maxar yang dirlis, Minggu.

Di satu sisi, baik Ukraina dan Rusia sama-sama menggencarkan upaya diplomasi untuk menghindari perang, meski saling menyalahkan satu sama lain terkait peningkatan eskalasi di garis depan perbatasan kedua negara bertetangga itu.

Terbaru adalah pernyataan yang disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara terpisah usai berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

AS memperingatkan terkait kondisi terkini maka invasi Rusia ke Ukraina makin terlihat, sementara kantor Macron mendorong upaya untuk mencegah konflik yang semakin membesar di Ukraina.

Dalam 105 menit pembicaraan dengan Macron, Putin mengatakan penyebab eskalasi itu tak lain adalah provokasi yang dilakukan pasukan Ukraina di wilayah mereka yang berbatasan dengan Rusia. Putin pun kembali menekankan kepada AS dan NATO untuk memenuhi permintaan Rusia demi menjamin keamanan secara serius.(CNN)